Sabtu, 15 Juli 2017

KENAPA HARUS KE BROMO?

Libur Lebaran ini,kami berencana pergi liburan lagi. Sekarang waktunya ke Bromo.Kenapa? Karena kami belum kesana, dan setiaporang yang kesana memberi nilai positif terhadap negeri tersebut.
Sebulan sebelum berangkat saya beli tiket kereta api dari Jakarta ke Surabaya seharga 300ribuan/orang. Mahal ya? ya, karena kami pengen nyantai dulu dengan kereta eksekutif agar nggak pegal-pegal. Berangkatjam 3 sore sampai jam 3.30 pagi hari berikutnya. Dan turun di stasiun Gubeng Baru.
Perjalanan kami lanjutkan ke Probolinggo masih dengan kereta apidi stasiun Gubeng lama. Antara stasiun gubeng lama dan baru ini nggakjauh kok.  Tanya aja sama petugas,memakan waktu sekitar 5 menit jalan kaki.
Pukul 4.25 pagi kereta ke Probolinggo pun melaju.Perjalanan ini memakan waktu sekira 2 jam. Jadi kami sampai sekitar jam 6.35 di stasiun Probolinggo.  Ohya karena waktu shalat Subuh jam 4.30,akhirnya kami shalat di dalam kereta. Sampai di sana kami makan nasi pecel seharga 15 ribu. Lumayan enak karena pakai daging dan peyek.
sdk
Nasi Pecel
After that, kami naik angkot lagi ke terminal banyuangga.Ongkosnya kalau nggak salah 5000 per orang. turun di luar terminal langsung disambit eh disambut oleh agen bus elf ke Bromo. Kami harus menunggu beberepa orang lagi supaya angkutan ini jalan. Ketika saya baca diinternet angkosnya hanya kisaran 25-35 ribu,sekarang sampai 50ribu. ya karena tidak ada pilihan lain terpaksa saya bayar. Tega kau mas!:(
Akhirnya kami berangkat dengan beberapa turis asing. Perjalannya sekitar 1-2 jam lah.
Kami turun di desa terakhir yaitu desa Ngadisari.Turunnya dipertigaan. 
Kalau melihat tulisan Selamat datang di Objek Wisata Seruni Point berarti disanalah kita turun. Ohya dari seruni point ini kita bisa jalan kaki lho tapi sebaiknya seseudah Shalat Subuh,nggak perlu jam 3 pagi. karena kalau pas sudah Subuh berjalan ke sana, InsyaAllah pasti dapat melihat sunrise Bromo. Jalanananya juga besar selebar angkot sampai ke atas. kalau dari simpang serui ini  sekitar satu jaman lah jalan santai. Meskipun banyak tawaran kuda sebaiknya jalan kaki aja. Karena lumayan rame kok. Dan jangan lupa pake sarung tangan,karena benar-benar dingin. Saya sudah berkeliling beberapa tempat di Indonesia tapi negeri inilah yang paling dingin. Banyangkan ketika shalat asar saja, airnya sudah berasa es.
Kita balik lagi kecerita awal,jadi saya smpai disana siang jam 11, langsung ada tawaran naik jeep dengan sewa 550ribu per jeep. Karena ada seorang kenalan saya, beliau membawa anakdan istri,akhirnya kami patungan.Dapatlah kami naik jeep 100ribu perorang dengan rute Penanjakan 1, Puncak Bromo, Pasir Berbisik dan Bukit Teletabis.
Sebelah kiri dari simpang Seruni Point yaitu menuju gerbang Bromo dan jalan ke pasir bromo dengan jeep. Nah,disini kita harus bayar tiket 27 ribuan. Tapi kalau cuma melihat  pemandangan Gunung Bromo dari gerbang tersebut rasanya nggak bayar, seperti kami ini hehe.   
Jalan ke seruni point



Pemandangan Bromo dekat Pintu Gerbang

Minggu, 12 Februari 2017

CATATAN DARI MELAKA





Hari menunjukkan pukul 15.30 waktu setempat. Saya dan seorang teman bergegas turun dari bus yang mengantar kami ke Melaka Sentral. Perjalanan kami selanjutnya menuju Bangunan Merah atau yang dikenal juga dengan nama Stadthuys. Di kawasan ini banyak sekali bangunan-bangunan bersejarah yang masih terawat. Oleh karena itu, Melaka dikenal dengan Bandar Bersejarah Melaka.
 


Oh ya, dalam sejarah yang saya baca Melaka ini didirikan pada tahun 1405 oleh Parameshwara yaitu Pangeran Hindu dari Kerajaan Sriwijaya. Beliau melarikan diri ke Melaka karena serbuan dari Majapahit. Untuk mengenang beliau, namanya diabadikan jadi nama sebuah jalan di Melaka.

Sabtu, 11 Februari 2017

MELIHAT RORO JONGRANG DI PRAMBANAN

Setelah istirahat semalam di losmen Jl. Sosrowijayan, pagi itu, kami jalan-jalan dulu ke Tugu Jogja yang arahnya ke utara dari Stasiun Tugu. Setelah puas duduk-duduk dan foto-foto, perjalanan kami teruskan ke salah satu warung gudek. Jadilah kami makan dulu disana, seporsinya sekitar 8000an. Puas makan-makan, saya lanjutkan ke halte naik Bus TrasJogja 1A  jurusan ke Candi Prambanan. Ongkosnya sekitar 3500an.

Perjalanan memakan waktu 1 jam-an. Dalam bus, saya mendengar percakapan seorang anak remaja dengan turis yang berasal dari Jepang. Tampaknya sijepang sangat senang dapat kawan bicara. Ketika si anak remaja turun, dia memberi salam dengan kata"Ja ne:" yang artinya samai jumpa lagi, sijepang membalas salam perpisahan dengan akhir kata "kawaiii" yang artinya imut sekali.

Minggu, 05 Februari 2017

HIRUK PIKUK MALIOBORO

Senja itu, saya sepakat dengan istri melanjutkan perjalanan ke Jogja dengan kereta api Prameks (Prambanan Ekspres) di Stasiun Purwosari. Setelah capek mengelilingi Solo, kami leyeh-leyeh aja di ruang tunggu penumpang sambil menunggu kereta datang.



Di tiketnya diberitahu bahwa keberangkatan dimulai jam 5 sore dan akan sampai sekitar jam 6 di stasiun Tugu Jogja.Ternyata nggak jauh-jauh amat jaraknya.  Saat kereta datang, penumpang sebagian sudah ada yang naik dari Stasiun Solobalapan. Terpaksa saya berdiri, untungnya istri saya bisa duduk.
Di perjalanan saya melihat di sisi sebelah kanan kereta ada Gunung Merapi dan Gunung Merbabu berdiri kokoh. Dan disebelah kiri menjelang sampai di Jogja saya melihat Bandara Internasional Adi Sucipto.
Menjelang Magrib kami sampai di Stasiun Tugu. Setelah tanya sedikit arah Malioboro kepada salah seorang mahasiswa di sana, akhirnya kami sampai.


Minggu, 08 Januari 2017

SOLO, RIWAYATMU KINI...

Pukul 5 pagi, saya dibangunkan oleh kernet bus.
"Mas turun di yogya?" tanya kernet
"Oh iya", jawabku memperbaiki posisi duduk dan mengucek mata
"Nih, ongkosnya mas, jadi mas turun disini aja nanti naik bus lagi di simpang dekat ojek"
"Ya deh", jawabku pasrah
Sebenarnya hati ini gondok mendengar diturunin disini padahal di pool mereka bilang rute bus ini lewat yogya.
Aku dan istri turun di Kartasura dan singgah dulu di sebuah mesjid untuk Shalat subuh.
Usai subuh kami nongkrong dulu minum teh dan peyek punya mbak yang buka lapak di tepi jalan.
Suasana pagi itu tenang dan adem karena saya melihat orang-orang sini ramah-ramah.Setelah berbincang sedkit tentang Surakarta dan ternyata Solo juga sangat dekat dari sini, Akhirnya perjalanan kami lanjutkan ke kota Solo dengan bus Trans Solo. Dengan modal tanya sana sini, akhirnya kami sampai di Keraton Kasunanan dan Masjid Agung Surakarta yang dibangun masa kerajaan.
Keraton Kasunanan